PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seseorang disebut sebagai seri tokoh
dunia bila mampu memberikan dan menyebarkan kemanfaatan hidupnya
kepada orang banyak dari seluruh dunia. Harun Yahya patut disebut sebagai tokoh
dunia. Beliau mungkin tidak akan pernah mendapatkan hadiah nobel.
Akan tetapi, pemikiran dan karyanya mungkin mempunyai
pengaruh yang jauh lebih dahsyat dibanding peraih nobel. Hal ini bukan
merupakan pengagungan sosok yang masih dikejar-kejar oleh zionis untuk dibunuh
ini. Pendapat ini berdasarkan beberapa alasan; yaitu diantaranya Penentangannya
akan teori Darwin membuat namanya terangkat. Harun Yahya berusaha mengungkapkan
kesalahan teori yang masih juga digunakan oleh banyak
ahli evolusi hingga saat ini. Melalui jaringan silaturahmi dan kecanggihan
teknologi, Harun Yahya berusaha menyebarkan pemikirannya.
1.2 Rumusan Masalah
·
Siapakah Harun Yahya?
·
Bagaimana pandangannya
tentang teori evolusi atau Darwinisme?
1.3 Tujuan Penulisan
Makalah ini di buat agar kita bisa lebih
mengenal seorang tokoh filsafat Muslim yang dengan keberaniannya menentang
teori yang sudah melekat bagi kebanyakan orang, yaitu tentang teori Darwinisme.
Dimana di dalamnya dia berusaha untuk melakukan dakwah Islam tanpa menghiraukan
bahaya-bahaya yang mengancamnya.
Oleh karena itu, dalam
makalah ini dimaksudkan pula agar kita bisa termotivasi untuk melakukan
penelitian dan pemikiran yang berlandaskan Al-Qur’an da Hadis. Bukan
semata-mata mengikuti teori orang lain tanpa melihat apakah itu bertentangan
dengan Al-Qur’an atau tidak.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Riwayat
Hidup Adnan Oktar (Harun Yahya)
Adnan Oktar dikenal sebagai
seorang penulis dengan nama pena “Harun Yahya”. Beliau adalah seorang ‘alim
yang menghabiskan seluruh hidupnya untuk berdakwah tentang keberadaan dan
keesaan Allah dan keluhuran akhlaq Al Qur’an kepada masyarakat. Berawal ketika
masih duduk di bangku universitas, beliau telah menggunakan setiap saat dalam
hidupnya demi dakwah ini dan tidak pernah takut berhadapan dengan segala
kesulitan yang merintangi jalan. Hingga kini, beliau tetap berdiri kokoh, tegar
dan sabar dalam menghadapi segala tekanan dan fitnahan. Di bawah ini adalah
sedikit dari perjalanan hidup Adnan Oktar, yang juga dikenal dengan nama pena
Harun Yahya.
Adnan Oktar dilahirkan pada
tahun 1956 di Ankara dan dibesarkan di kota ini hingga lulus SMU. Komitment
beliau terhadap Islam tumbuh semakin kuat ketika beliau duduk di bangku SMU.
Pada periode ini, pengetahuan yang mendalam tentang Islam beliau dapatkan dari
membaca berbagai buku-buku agama. Di samping itu, beliau juga memperoleh
pemahaman tentang fakta-fakta penting lain yang kemudian beliau beritahukan
kepada orang-orang di sekitarnya. Pada tahun 1979, Adnan Oktar pindah ke Istanbul
untuk menuntut ilmu di Universitas Mimar Sinan. Di masa inilah beliau mulai
melaksanakan misi dakwah, menyeru manusia kepada akhlaq yang baik dan
memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah yang munkar.
Masa-masa di Universitas Mimar
Sinan
Sejak sebelum Adnan Oktar
memulai kuliah di Universitas Mimar Sinan, Istanbul, institusi pendidikan
tersebut telah berada di bawah pengaruh berbagai organisasi ilegal berhaluan
Marxisme, sehingga pemikiran kekirian tampak jelas mendominasi kampus. Setiap
orang, apakah ia staf di sebuah fakultas ataupun mahasiswa, adalah sosok
materialis yang berpola pikir atheis. Sungguh, para staf pengajar mengambil
setiap kesempatan yang ada untuk menyebarkan filsafat materialistik dan
Darwinisme dalam kuliah-kuliah yang mereka berikan kendatipun dua hal ini tidak
ada hubungannya dengan topik kuliah mereka. Dalam lingkungan dimana ajaran
agama dan akhlaq tidak dipedulikan dan sama sekali ditolak, Adnan Oktar menyeru
orang-orang di sekitar beliau kepada keesaan dan keberadaan Allah. Sebagaimana
mungkin telah dimaklumi, dalam kondisi demikian, Islam tidak diberi kesempatan
untuk tumbuh berkembang. Ibu beliau, Ny. Mediha Oktar, menuturkan bahwa pada
masa itu beliau hanya tidur beberapa jam saja di malam hari, sebagian besar
sisa waktu beliau gunakan untuk membaca, membuat catatan dan menyimpan kumpulan
catatan tersebut.
Beliau membaca ratusan buku,
termasuk karya-karya pokok tentang Marxisme, komunisme dan filsafat
materialistik, dan mempelajari buku-buku ideologi kiri, termasuk karya-karya
klasik ataupun literatur-literatur lain yang jarang dibaca orang. Beliau
meneliti karya-karya tersebut, menandai bagian-bagian penting dan membuat
catatan-catatan di bagian belakang buku tersebut. Hal ini membuat beliau sangat
tahu tentang filsafat-filsafat serta ideologi-ideologi tersebut, jauh lebih
tahu dibandingkan para pendukung ideologi itu sendiri. Beliau juga melakukan
riset yang mendalam tentang teori evolusi yang dianggap sebagai landasan ilmiah
dari ideologi-ideologi tersebut dan mengumpulkan berbagai dokumen dan informasi
yang berhubungan dengannya. Setelah mengumpulkan informasi yang berlimpah
tentang berbagai kebuntuan, kontradiksi dan kebohongan yang terdapat dalam
filsafat dan ideologi yang didasarkan atas pengingkaran terhadap Allah ini; tanpa
membuang-buang waktu lagi, Adnan Oktar menggunakan informasi tersebut untuk
menyebarkan fakta-fakta yang ada.
Hampir ke setiap orang, termasuk
para mahasiswa dan staf pengajar di universitas, beliau mendakwahkan keberadaan
dan keesaan Allah, serta Al Qur’an, Kitab Suci yang diwahyukan Allah, dengan
menggunakan bukti-bukti saintifik. Di tengah-tengah pembicaraan di kantin
kampus, di koridor-koridor di saat jam istirahat, seseorang dapat melihat
beliau sedang menjelaskan kelemahan dan kesalahan filsafat materialistik dan
Marxisme dengan mengambil cuplikan dari buku-buku yang menjadi referensi dari
ideologi itu sendiri. Beliau memberikan perhatian khusus kepada teori evolusi.
Teori yang dimunculkan oleh kelompok tertentu untuk melawan fakta penciptaan
ini diyakini sebagai sesuatu yang benar oleh para mahasiswa universitas secara
luas. Dengan menggunakan kedok sains, teori tersebut sebenarnya bertujuan untuk
meracuni dan menghancurkan akidah dan akhlaq dari para pemuda tersebut.
Seandainya makar jahat dari kebohongan ilmiah ini tidak dibongkar, maka akan
muncul generasi penerus yang sama sekali tidak memiliki nilai-nilai spiritual,
moral dan religius.
2.2 karya-Karya Harun Yahya
Nama pena Harun Yahya berasal
dari dua nama Nabi: "Harun" (Aaron) dan "Yahya" (John)
untuk mengenang perjuangan dua orang Nabi tersebut melawan kekufuran.
Buku-buku karyanya: 'Tangan
Rahasia' di Bosnia, Kebohongan Holocaust, Di Balik Tirai Terorisme, Kartu-Kurdi
Israel, Strategi Nasional bagi Turki, Moral Qur'ani: Solusi, Permusuhan Darwin
Terhadap Bangsa Turki, Bencana Kemanusiaan Akibat Ulah Darwinisme, Kebohongan
Teori Evolusi, Bangsa-Bangsa Yang Diadzab, Nabi Musa, Zaman Keemasan, Keagungan
Warna Ciptaan Allah, Kebesaran Allah di Setiap Sudut Alam Semesta, Hakikat
Kehidupan Dunia, Pengakuan Kaum Evolusionis, Kekeliruan Kaum Evolusionis, Sihir
Darwinisme, Agama Darwinisme, Al-Qur'an Menuntun Kepada Ilmu Pengetahuan, Asal
Usul Kehidupan yang Sesungguhnya, Penciptaan Alam Semesta, Keajaiban Al-Qur'an,
Desain Pada Alam, Perilaku Pengorbanan Diri dan Kecerdasan Pada Dunia Hewan,
Keabadian Telah Berlangsung, Anakku Darwin Telah Berbohong!, Berakhirnya
Darwinisme, Bagaimana Seorang Muslim Berpikir?, Keabadian dan Hakikat Takdir,
Jangan Berpura-Pura Tidak Tahu, Misteri DNA, Keajaiban Atom, Keajaiban Sel,
Keajaiban Sistem Kekebalan, Keajaiban Mata, Keajaiban Penciptaan Tumbuhan,
Keajaiban Laba-Laba, Keajaiban Semut, Keajaiban Nyamuk, Keajaiban Lebah,
Keajaiban Biji, Keajaiban Rayap.
Karya penulis dalam bentuk
booklet: Misteri Atom, Keruntuhan Teori Evolusi: Fakta Penciptaan, Keruntuhan
Materialisme, Berakhirnya Materialisme, Kekeliruan Kaum Evolusionis 1,
Kekeliruan Kaum Evolusionis 2, Mikrobiologi Meruntuhkan Teori Evolusi, Fakta
Penciptaan, 20 Pertanyaan Yang Meruntuhkan Teori Evolusi, Kebohongan Terbesar
Dalam Sejarah Biologi: Darwinisme.
Karya-karya pengarang yang
berhubungan dengan Al-Qur'an: Pernahkah Anda Berpikir Tentang Kebenaran?,
Mengabdi Hanya Kepada Allah, Meninggalkan Masyarakat Jahiliyyah, Surga, Teori
Evolusi, Nilai Akhlaq Dalam Al-Qur'an, Ilmu Al-Qur'an, Index Al-Qur'an, Hijrah
di Jalan Allah, Sifat Munafiq Dalam Al-Qur'an, Rahasia Orang Munafiq, Nama-Nama
Allah Yang Agung, Berdakwah dan Berdebat Dalam Al-Qur'an, Konsep Dasar Dalam
Al-Qur'an, Jawaban-Jawaban Al-Qur'an, Kematian, Kebangkitan dan Neraka,
Perjuangan Para Rasul, Syaitan: Musuh Nyata Manusia, Agama Berhala, Agama Kaum
Jahiliyyah, Kesombongan Syaitan, Doa Dalam Al-Qur'an, Urgensi Akal dalam
Al-Qur'an, Hari Kebangkitan, Jangan Pernah Lupa, Hukum-Hukum Al-Qur'an yang Diabaikan,
Karakter Manusia Dalam Masyarakat Jahiliyyah, Pentingnya Sabar Dalam Al-Qur'an,
Pengetahuan Umum Dari Al-Qur'an, Memahami Iman dengan Mudah 1-2-3, Pemikiran
Dangkal Kaum Kafir, Iman Yang Sempurna, Sebelum Anda Menyesal, Perkataan Para
Rasul, Kasih Sayang Orang Mukmin, Takut Kepada Allah, Mimpi Buruk Kekafiran,
Nabi Isa Akan Datang Kembali, Al-Qur'an Memberi Keindahan Pada Kehidupan,
Beragam Keindahan Ciptaan Allah 1-2-3-4, Perbuatan Dosa Bernama: 'Mencela',
Rahasia Ujian Kehidupan, Hikmah Yang Benar Menurut Al-Qur'an, Perjuangan
Melawan Agama Kaum yang Tidak Beragama, Tarbiyyah Nabi Yusuf, Bersekutu dalam
Kebaikan, Fitnah Terhadap Umat Islam Sepanjang Sejarah, Urgensi Mengikuti
Perkataan yang Baik, Mengapa Menipu Diri Sendiri?, Islam: Agama Mudah, Kegembiraan
dan Keteguhan dalam Al-Qur'an, Melihat Kebaikan pada Segala Hal, Bagaimana
Orang Bodoh Menafsirkan Al-Qur'an?, Sejumlah Rahasia Al-Qur'an, Keberanian
Orang Mukmin.
Buku-buku berjudul Kebohongan
Teori Evolusi, Bangsa-Bangsa Yang Diadzab, Bagi Kaum yang Berpikir, Hakikat
Kehidupan Dunia, Bagaimana Seorang Muslim Berpikir?, Jangan Berpura-Pura Tidak
Tahu, Keajaiban Semut, Keagungan Warna Ciptaan Allah, Penciptaan Alam Semesta,
Allah Dapat Diketahui Melalui Akal, Nilai Akhlaq dalam Al-Qur'an, Konsep Dasar
dalam Al-Qur'an, Pernahkan Anda Berpikir tentang Kebenaran?, Pemikiran Dangkal
Kaum Kafir, Urgensi Akal dalam Al-Qur'an, dan Keajaiban DNA telah diterjemahkan
ke dalam bahasa Inggris. Keajaiban Semut dan Allah dapat Diketahui Melalui Akal
telah diterjemahkan ke dalam bahasa Urdu. Kematian, Kebangkitan dan Neraka
telah diterjemahkan ke bahasa Polandia. Bangsa-Bangsa yang Diadzab telah
diterjemahkan ke bahasa Portugis, dan telah diterbitkan oleh berbagai
penerbitan manca negara.
Banyak karya Harun Yahya yang
kini tengah diterjemahkan ke bahasa Inggris, Perancis, Jerman, Itali, Rusia,
Spanyol, Arab, Portugis, Albania, Serbo-Kroasia (Bosnia), Polandia, Urdu,
Indonesia, Melayu dan Malayalam. Tujuan utamanya adalah untuk menterjemahkan
semua buku tersebut ke dalam bahasa Inggris dan berbagai bahasa lainnya pada
tahun 2001 dan menyebarkannya ke seluruh penjuru dunia agar bermanfaat bagi
semua orang.
Dalam semua buku karya pengarang
yang menggunakan nama pena Harun Yahya ini, semua topik yang disampaikan sangat
sesuai dengan ajaran Al-Qur'an. Bahkan topik-topik yang disampaikan melalui
bahasa ilmiah, yang kadang dianggap rumit dan membingungkan, diuraikan dengan
sangat lugas dan jelas dalam buku-buku Harun Yahya. Tidaklah mengherankan jika
buku-buku tersebut menarik semua orang dari segala umur dan lapisan masyarakat.
Buku-buku yang berhubungan
dengan keimanan mendakwahkan tentang keberadaan dan keesaan Allah, dan ditulis
dengan tujuan utama menyampaikan Islam kepada mereka yang jauh dari agama dan
membuka hati mereka agar menerima kebenaran. Bagi pembaca Muslim, buku-buku
tersebut berisikan nasehat dan peringatan. Penulis telah menerbitkan
karya-karyanya tentang hal-hal pokok yang disebutkan dalam Al-Qur'an agar kaum
Muslim dapat meningkatkan ketaqwaan dan kemampuan berpikir mereka secara
mendalam.
2.3 Yahudi dan Freemasonry
Ketika itu, karya Adnan Oktar tentang Yahudi dan freemasonry
sebentar lagi akan diterbitkan. Adnan Oktar memusatkan kerja kerasnya untuk
masalah yang satu ini mengingat dalam Al Qur’an Allah memalingkan perhatian
kita kepada kaum Yahudi, salah satu musuh terbesar kaum mukmin. Dari
penelitiannya, Oktar sampai pada kesimpulan bahwa aktifitas Zionisme di negara
Turki dilakukan oleh freemasonry, sebuah kelompok rahasia. Ada pengaruh yang
terselubung namun meluas dari freemasonry pada kantor-kantor pemerintah,
lembaga-lembaga pendidikan tinggi, organisasi-organisasi politik dan media
masa. Misi utama mereka adalah untuk secara bertahap menjauhkan bangsa Turki
dari nilai-nilai spiritual, religius dan moral dan menjadikan mereka seperti
binatang sebagaimana yang tercantum dalam Taurat yang sudah diubah-ubah. Untuk
mencapai tujuan ini, pandangan para materialis, teori evolusi dan pola hidup
yang amoral dan bertentangan dengan agama disebarluaskan kepada masyarakat.
Para anggota freemasonry di semua lembaga pemerintahan, media masa dan
institusi pendidikan memegang kendali utama dalam melaksanakan indoktrinasi ini
secara besar-besaran. Inilah yang menyebabkan Adnan Oktar memusatkan
perhatiannya kepada masalah tersebut. Dengan melalui rintangan yang sangat
berat, akhirnya beliau berhasil mendapatkan publikasi-publikasi yang asli dari
kaum freemasonry yang sebenarnya dikhususkan untuk kalangan mereka sendiri.
Buku Yahudi dan Freemasonry diterbitkan pada periode ini dan
merupakan sebuah hasil dari penelitian yang mendalam dan terinci yang dilakukan
terhadap literatur-literatur asli freemasonry selama bertahun-tahun. Penerbitan
buku Yahudi dan freemasonry waktu itu menjadi titik kulminasi bagi Adnan Oktar.
Masyarakat luas mendapatkan akses ke “dalam” freemasonry, sebuah organisasi
yang melakukan aktifitasnya secara rahasia. Buku ini membeberkan daftar anggota
kuil-kuil Freemason, jabatan tiap-tiap anggota dalam organisasi tersebut,
daftar orang-orang Freemason yang duduk dalam pemerintahan, berbagai perusahaan
dan institusi Freemason, aktifitas-aktifitas mereka, kekuatan ekonomi dan
politik yang dipegang oleh Freemason. Sumber utama dari segala informasi ini
adalah publikasi asli dari Freemason. Pendek kata, buku ini membongkar wajah
gelap dari freemasonry, yakni sebuah kelompok rahasia yang memiliki hubungan
akrab dengan Zionisme. Dalam buku tersebut, para pembaca dapat mengetahui
tentang aktifitas Freemason yang memiliki keterkaitan erat dengan cita-cita
kaum Zionis, struktur organisasi dan hirarki dari freemasonry, simbol-simbol
dan acara-acara ritual, hubungan antara freemasonry dan agama Yahudi, kitab
Taurat yang telah dirubah dan tradisi Kabbalah.
2.4 Evolusi, Rasisme dan
Kolonialisme Harun Yahya
2.4.1 Evolusi:
Mitos Penyembah Berhala
Sekitar lima ribu tahun yang
lalu, di dataran subur di Timur Tengah, agama paganisme berkembang di
Mesopotamia. Agama ini memunculkan sejumlah mitos dan tahayul tentang asal-usul
kehidupan dan alam semesta. Salah satunya adalah kepercayaan pada “evolusi”.
Menurut legenda Sumeria, Enuma-Elish, kehidupan pertama muncul secara kebetulan
di air dan kemudian berevolusi dari satu spesies ke spesies yang lain.
Bertahun-tahun kemudian, mitos
evolusi tumbuh subur di peradaban pagan yang lain, yakni Yunani Kuno. Para
filsuf Yunani, yang menyebut diri mereka sebagai “materialis”, hanya mengakui
keberadaan materi dan menganggap materi sebagai sumber kehidupan. Karenanya,
mereka menggunakan mitos evolusi, yang diwariskan bangsa Sumeria, untuk
menjelaskan bagaimana makhluk hidup muncul menjadi ada. Demikianlah, Yunani
Kuno menjadi jembatan penghubung bagi filsafat materialis dan mitos evolusi.
Bangsa Romawi pagan kemudian mewarisi pemikiran ini.
Dua konsep dari kebudayaan
penyembah berhala ini diperkenalkan ke dunia modern di abad kedelapan belas.
Kaum intelektual Eropa yang terpengaruh oleh pemikiran Yunani kuno mempercayai
paham ‘materialisme’ dengan keyakinan yang sama, yakni mereka sangat anti
terhadap agama monoteisme. Buku karya tokoh materialis terkemuka, Baron
d’Holbach, The System of Nature dianggap sebagai “rujukan utama
ateisme”.
Dalam hal ini, ahli biologi
Perancis, Jean Baptist Lamarck, adalah yang pertama memberikan penjelasan rinci
tentang teori evolusi. Teori Lamarck, yang kemudian terbantahkan, menyatakan
bahwa makhluk hidup berevolusi dari satu spesies ke spesies yang lain melalui
perubahan sedikit demi sedikit dalam jangka waktu lama. Adalah Charles Darwin
yang mengulangi dan menyebarluaskan pandangan Lamarck, meskipun agak berbeda.
Darwin mengemukakan
pandangannya di Inggris tahun 1859, melalui penerbitan bukunya The Origin of
Species. Buku Darwin pada hakikatnya adalah penjelasan rinci tentang mitos
evolusi, yang awalnya diperkenalkan oleh bangsa Sumeria kuno. Teorinya menyatakan
bahwa semua spesies yang berbeda berasal dari satu moyang yang sama, yang
terbentuk dalam air secara kebetulan, yang darinya beragam spesies makhluk
hidup muncul dalam rentang waktu yang lama.
Pernyataan Darwin ini tidaklah
didasarkan atas bukti ilmiah, sehingga tak begitu dipercayai oleh para ilmuwan
di zamannya. Para ahli paleontologi khususnya, menyadari bahwa keseluruhan
teori tersebut sebagian besarnya adalah khayalan Darwin belaka. Catatan fosil
menunjukkan bahwa makhluk hidup tidak mengalami proses evolusi dari bentuk
sederhana ke bentuk lebih sempurna. Bahkan makhluk yang hidup ratusan juta
tahun lalu memiliki tubuh yang sama lengkapnya dengan yang masih hidup
sekarang. Tak ada jejak “bentuk transisi” yang menurut Darwin pernah ada dan
yang dianggap menghubungkan satu spesies dengan yang lain. Di tahun-tahun
berikutnya, pernyataan lain dari teori ini terbantahkan satu demi satu.
Biokimia mengungkapkan bahwa kehidupan terlalu kompleks untuk dapat muncul
secara kebetulan sebagaimana klaim Darwin. Bahkan diketahui bahwa pembentukan
secara acak molekul paling sederhana tidaklah mungkin, apalagi sebuah sel
hidup. Di sisi lain, anatomi menunjukkan bahwa makhluk hidup memiliki disain
khas dan masing-masing diciptakan secara terpisah.
Singkatnya, teori Darwin tidak
memiliki landasan ilmiah. Tapi, teori ini dengan cepat memperoleh dukungan
politis dikarenakan “pembenaran ilmiah” yang diberikannya pada kekuatan yang
berpengaruh di abad kesembilan belas.
Pada
tahun 1871, Darwin menerbitkan bukunya yang lain, The Descent of Man. Dalam
buku ini ia menyatakan bahwa manusia berevolusi dari makhluk mirip kera.
Darwin tak dapat memberikan bukti apapun yang mendukung klaimnya selain
membuat sejumlah skenario khayalan.
Darwin
juga memiliki pemikiran yang menarik. Ia berpendapat bahwa sejumlah ras
berevolusi lebih cepat dan, karenanya, lebih maju dari yang lain; sedangkan
ras-ras lain dianggapnya masih setingkat dengan kera.
Ada
satu hal penting lagi tentang teori Darwin, ia membangun keseluruhan teorinya
pada konsep “perjuangan untuk mempertahankan hidup”. Menurutnya, konflik
sengit, perjuangan berdarah melingkupi alam kehidupan ini. Yang kuat selalu
menang melawan yang lemah, dan ini mendorong yang kuat untuk berkembang.
Darwin
menegaskan bahwa konflik serupa juga berlaku pada ras-ras manusia. Bahkan
sub-judul dari bukunya "The Origin of Species: by way of Natural
Selection or the Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life"
(Asal Usul Spesies: Melalui Seleksi Alam atau Pelestarian Ras-Ras Pilihan
dalam Perjuangan Mempertahankan Hidup), dengan jelas mengungkap pandangan
rasialnya.
Menurut
Darwin, ras pilihan adalah ‘bangsa kulit putih Eropa’, sedangkan Ras Asia
atau Afrika gagal dalam perjuangan mempertahankan hidup. Darwin melangkah
lebih jauh, bahkan mengatakan bahwa ras-ras ini akhirnya akan dihapuskan sama
sekali:
Di
masa mendatang, tidak sampai berabad-abad lagi, ras-ras manusia beradab
hampir dipastikan akan memusnahkan dan menggantikan ras-ras biadab di seluruh
dunia. Pada saat yang sama, kera-kera mirip manusia...tak pelak lagi akan
dimusnahkan.
Seperti
terungkap jelas dalam pernyataan ini, Darwin adalah seorang rasis tulen yang
meyakini keunggulan bangsa kulit putih. Ia meyakini bangsa kulit putih
pertama-tama akan memperbudak, dan kemudian memusnahkan ras-ras kelas rendah.
Gagasan
Darwin sungguh mendapat sambutan baik. Di zamannya, bangsa kulit putih sedang
mencari teori untuk membenarkan tindakan biadab mereka.
2.4.3 Landasan Berpikir Kolonialisme
Sejak
abad keenam belas, Eropa mulai menjajah berbagai belahan dunia. Penjajah
pertama adalah bangsa Spanyol di bawah pimpinan Christopher Columbus. Dalam
waktu singkat, penjajah Spanyol menyerbu Amerika Selatan. Mereka memperbudak
penduduk asli, ras masyarakat yang sebelumnya hidup damai. Wilayah Amerika
Selatan, yang kaya emas dan perak, dirampok oleh para penjarah ini. Penduduk
asli yang berusaha melawan dibantai.
Menyusul
Spanyol; Portugis, Belanda dan Inggris turut ambil bagian dalam memperebutkan
daerah jajahan. Di abad kesembilan belas, Inggris menjadi imperium kolonial
terbesar di dunia. Dari India hingga Amerika Latin, imperium Inggris mengeruk
habis sumber-sumber kekayaan alam. Bangsa kulit putih menjarah dunia demi
kepentingannya sendiri.
Tentu
saja kaum penjajah ini tak ingin dikenang sepanjang sejarah sebagai
“penjarah”. Karenanya, mereka berusaha mendapatkan pembenaran bagi
tindakannya ini. Mereka berdalih dengan menganggap bangsa terjajah sebagai
“kaum primitif atau terbelakang”, bahkan “makhluk mirip binatang”. Pandangan
ini pertama kali dikemukakan di masa awal penjajahan, masa ketika Christopher
Columbus berlayar menuju Amerika. Dengan menganggap penduduk asli Amerika
bukan manusia murni, tapi spesies binatang yang telah berkembang, penjajah
Spanyol membenarkan perbudakan yang mereka lakukan.
Saat
peristiwa ini terjadi, dalih tersebut tidak mendapat dukungan luas. Sebab,
waktu itu masyarakat Eropa secara luas masih percaya bahwa semua manusia
diciptakan sama oleh Tuhan dan semuanya berasal dari moyang yang sama, yakni
Nabi Adam.
Namun,
segalanya berubah di abad kesembilan belas. Tumbuh suburnya paham materialime
menyebabkan masyarakat mulai mengabaikan kenyataan bahwa manusia diciptakan
oleh Tuhan. Ini juga berarti kelahiran paham rasisme.
Landasan
ilmiah rasisme adalah teori evolusi Darwin. Ahli antropologi India, Lalita
Vidyarthi menyatakan:
Teori
Darwin tentang “kelangsungan hidup bagi yang terkuat“ disambut hangat oleh
ilmuwan sosial masa itu, dan mereka percaya bahwa manusia meraih tangga
evolusi yang berbeda, yang berpuncak pada peradaban bangsa kulit putih.
Hingga paruh kedua abad ke-19, rasisme diterima sebagai fakta oleh mayoritas
ilmuwan barat.
Dengan
pandangan rasial seperti ini, Darwin memberikan dukungan penuh bagi
penjajahan oleh bangsa Eropa. Imperialisme Inggris zaman Victoria mengambil
teori Darwin sebagai dasar dan pembenaran ilmiahnya.
|
2.5 Teori Evolusi
Semenjak tahun 1979, yakni
ketika Adnan Oktar mulai mendakwahkan Islam, tujuan beliau yang utama adalah
membongkar wajah asli dari teori evolusi. Teori evolusi selalu menjadi topik
yang memiliki prioritas di atas yang lain. Dengan kebulatan tekad, beliau
melakukan aktifitas-aktifitasnya melawan Darwinisme. Pada tahun 1986, beliau
mengumpulkan semua hasil risetnya yang berharga mengenai Darwinisme dalam buku:
“Makhluk Hidup dan Evolusi”. Dengan menggunakan sumber-sumber ilmiah, buku ini
membeberkan kebuntuan teori evolusi dan menyodorkan fakta penciptaan. Selama
bertahun-tahun, buku tersebut dijadikan rujukan utama anti-Darwinisme. Dalam
tahun-tahun tersebut, para pendukung Adnan Oktar juga memusatkan pekerjaan
mereka dalam masalah ini. Mereka mengerahkan segala upaya untuk memberitahukan
kepada orang-orang tentang kebohongan teori evolusi. Di kampus-kampus dan
sekolah-sekolah, penjelasan ilmiah tentang kebohongan teori Darwin disebar
luaskan kepada para pelajar. Hal ini merupakan kejutan besar bagi staf pengajar
senior yang meyakini secara buta ajaran Darwinisme. Ini adalah kali pertama
dalam hidup mereka menjumpai mahasiswa-mahasiswa yang tahu banyak tentang teori
evolusi. Yang membuat mereka terkejut, ternyata para pemuda ini mengetahui
teori tersebut lebih banyak dari mereka sendiri dan mempertahankan teori
penciptaan dengan argumen-argumen yang meyakinkan. Di beberapa universitas,
diselenggarakan konferensi tentang teori evolusi. Para mahasiswa dan staff
pengajar yang atheis yang antusias mengikuti konferensi ini merasa kecewa dan
terkejut dengan bukti-bukti ilmiah yang dibeberkan dalam konferensi tersebut.
Berita bahwa teori evolusi ternyata tidak terbukti secara ilmiah bahkan
tersebar di berbagai pameran buku, pusat-pusat kebudayaan hingga di
kendaraan-kendaraan umum. Ini hanyalah pembukaan dari kampanye yang sedianya
akan diadakan pada tahun 1998. Tujuan kampanye tersebut sangatlah jelas: untuk
menghapus teori evolusi dan materialisme dari sejarah.
2.6 Hakikat Teori Evolusi Darwin: Perang Terhadap Agama
Di jaman ini, sejumlah kalangan
berpandangan bahwa teori evolusi yang dirumuskan oleh Charles Darwin tidaklah
bertentangan dengan agama. Ada juga yang sebenarnya tidak meyakini teori
evolusi tersebut akan tetapi masih juga ikut andil dalam mengajarkan dan
menyebarluaskannya. Hal ini tidak akan terjadi seandainya mereka benar-benar
memahami teori tersebut. Ini adalah akibat ketidakmampuan dalam memahami dogma
utama Darwinisme, termasuk pandangan paling berbahaya dari teori tersebut yang
diindoktrinasikan kepada masyarakat. Oleh karenanya, bagi mereka yang beriman
akan adanya Allah sebagai satu-satunya Pencipta makhluk hidup, namun pada saat yang
sama berpandangan bahwa "Allah menciptakan beragam makhluk hidup melalui
proses evolusi," hendaklah mempelajari kembali dogma dasar teori tersebut.
Tulisan ini ditujukan kepada mereka yang mengaku beriman akan tetapi salah
dalam memahami teori evolusi. Di sini diuraikan sejumlah penjelasan ilmiah dan
logis yang penting yang menunjukkan mengapa teori evolusi tidak sesuai dengan
Islam dan fakta adanya penciptaan.
Dogma dasar Darwinisme
menyatakan bahwa makhluk hidup muncul menjadi ada dengan sendirinya secara
spontan sebagai akibat peristiwa kebetulan. Pandangan ini sama sekali
bertentangan dengan keyakinan terhadap adanya penciptaan alam oleh Allah.
Kesalahan terbesar dari mereka
yang meyakini bahwa teori evolusi tidak bertentangan dengan fakta penciptaan
adalah anggapan bahwa teori evolusi adalah sekedar pernyataan bahwa makhluk
hidup muncul menjadi ada melalui proses evolusi dari satu bentuk ke bentuk yang
lain. Oleh karenanya, mereka mengatakan: "Bukankah tidak ada salahnya jika
Allah menciptakan semua makhluk hidup melalui proses evolusi dari bentuk yang
satu ke bentuk yang lain; apa salahnya menolak hal ini?" Akan tetapi,
sebenarnya terdapat hal yang sangat mendasar yang telah diabaikan: perbedaan
mendasar antara para pendukung evolusi (=evolusionis) dan pendukung penciptaan
(=kreasionis) bukanlah terletak pada pertanyaan apakah "makhluk hidup
muncul masing-masing secara terpisah atau melalui proses evolusi dari bentuk
satu ke bentuk yang lain. Pertanyaan yang pokok adalah "apakah makhluk hidup
muncul menjadi ada dengan sendirinya secara kebetulan akibat rentetan peristiwa
alam, atau apakah makhluk hidup tersebut diciptakan secara sengaja?"
Teori evolusi, sebagaimana yang
diketahui, mengklaim bahwa senyawa-senyawa kimia inorganik dengan sendirinya
datang bersama-sama pada suatu tempat dan waktu secara kebetulan dan sebagai
akibat dari fenomena alam yang terjadi secara acak. Mula-mula senyawa-senyawa
ini membentuk molekul pembentuk kehidupan, seterusnya terjadi rentetan
peristiwa yang pada akhirnya membentuk kehidupan.
Oleh sebab itu, pada intinya
anggapan ini menerima waktu, materi tak hidup dan unsur kebetulan sebagai
kekuatan yang memiliki daya cipta.
Orang biasa yang sempat membaca
dan mengerti literatur teori evolusi, paham bahwa inilah yang menjadi dasar
klaim kaum evolusionis.
Tidak mengherankan jika Pierre
Paul Grassé, seorang ilmuwan evolusionis, mengakui evolusi sebagai teori yang
tidak masuk akal. Dia mengatakan apa arti dari konsep "kebetulan"
bagi para evolusionis:
…'[Konsep] kebetulan'
seolah telah menjadi sumber keyakinan [yang sangat dipercayai] di bawah kedok
ateisme. Konsep yang tidak diberi nama ini secara diam-diam telah disembah.
(Pierre Paul Grassé, Evolution of Living Organisms, New York, Academic Press,
1977, p.107)
Akan tetapi pernyataan bahwa
kehidupan adalah produk samping yang terjadi secara kebetulan dari senyawa yang
terbentuk melalui proses yang melibatkan waktu, materi dan peristiwa kebetulan,
adalah pernyataan yang tidak masuk akal dan tidak dapat diterima oleh mereka
yang beriman akan adanya Allah sebagai satu-satunya Pencipta seluruh makhluk
hidup. Kaum mukmin sudah sepatutnya merasa bertanggung jawab untuk
menyelamatkan masyarakat dari kepercayaan yang salah dan menyesatkan ini; serta
mengingatkan akan bahayanya.
Pernyataan tentang
"adanya kebetulan" yang dikemukakan teori evolusi dibantah oleh ilmu
pengetahuan
Fakta lain yang patut mendapat
perhatian khusus dalam hal ini adalah bahwa berbagai penemuan ilmiah ternyata
malah sama sekali bertentangan dengan klaim-klaim kaum evolusionis yang
mengatakan bahwa "kehidupan muncul sebagai akibat dari serentetan
peristiwa kebetulan dan fenomena alamiah." Ini dikarenakan dalam kehidupan
terdapat banyak sekali contoh adanya rancangan (design) yang disengaja dengan bentuk yang
sangat rumit dan telah sempurna. Bahkan sel pembentuk suatu makhluk hidup
memiliki rancangan yang sangat menakjubkan yang dengan telak mematahkan konsep
"kebetulan."
Perancangan dan perencanaan yang
luar biasa dalam kehidupan ini sudah pasti merupakan tanda-tanda penciptaan
Allah yang khas dan tak tertandingi, serta ilmu dan kekuasaan-Nya yang Tak
Terhingga.
Usaha para evolusionis untuk
menjelaskan asal-usul kehidupan dengan menggunakan konsep kebetulan telah
dibantah oleh ilmu pengetahuan abad 20. Bahkan kini, di abad 21, mereka telah
mengalami kekalahan telak. (Silahkan baca buku Blunders of Evolutionists, karya Harun
Yahya, terbitan Vural Publishing). Jadi, alasan mengapa mereka tetap saja
menolak adanya penciptaan oleh Allah kendatipun telah melihat fakta ini adalah
adanya keyakinan buta terhadap atheisme.
Allah tidak
menciptakan makhluk hidup melalui proses evolusi
Oleh karena fakta yang
menunjukkan adanya penciptaan atau rancangan yang disengaja pada kehidupan
adalah nyata, satu-satunya pertanyaan yang masih tersisa adalah "melalui
proses yang bagaimanakah makhluk hidup diciptakan." Di sinilah letak
kesalahpamahaman yang terjadi di kalangan sejumlah kaum mukmin. Logika keliru
yang mengatakan bahwa "Makhluk hidup mungkin saja diciptakan melalui proses
evolusi dari satu bentuk ke bentuk lain" sebenarnya masih berkaitan dengan
bagaimana proses terjadinya penciptaan makhluk hidup berlangsung.
Sungguh, jika Allah
menghendaki, Dia bisa saja menciptakan makhluk hidup melalui proses evolusi
yang berawal dari sebuah ketiadaan sebagaimana pernyataan di atas. Dan oleh
karena ilmu pengetahuan telah membuktikan bahwa makhluk hidup berevolusi dari
satu bentuk ke bentuk yang lain, kita bisa mengatakan bahwa, "Allah
menciptakan kehidupan melalui proses evolusi." Misalnya, jika terdapat
bukti bahwa reptil berevolusi menjadi burung, maka dapat kita
katakan,"Allah merubah reptil menjadi burung dengan perintah-Nya "Kun
(Jadilah)!".
Sehingga pada akhirnya kedua
makhluk hidup ini masing-masing memililiki tubuh yang dipenuhi oleh contoh-contoh
rancangan yang sempurna yang tidak dapat dijelaskan dengan konsep kebetulan.
Perubahan rancangan ini dari satu bentuk ke bentuk yang lain - jika hal ini
memang benar-benar terjadi - akan sudah barang tentu bukti lain yang
menunjukkan penciptaan.
Akan tetapi, yang terjadi
ternyata bukan yang demikian. Bukti-bukti ilmiah (terutama catatan fosil dan
anatomi perbandingan) justru menunjukkan hal yang sebaliknya: tidak dijumpai
satu pun bukti di bumi yang menunjukkan proses evolusi pernah terjadi. Catatan
fosil dengan jelas menunjukkan bahwa spesies makhluk hidup yang berbeda tidak
muncul di muka bumi dengan cara saling berevolusi dari satu spesies ke spesies
yang lain. Tidak ada perubahan bentuk sedikit demi sedikit dari makhluk hidup
yang satu ke makhluk hidup yang lain dalam jangka waktu yang lama. Sebaliknya,
spesies makhluk hidup yang berbeda satu sama lain muncul secara serentak dan
tiba-tiba dalam bentuknya yang telah sempurna tanpa didahului oleh nenek moyang
yang mirip dengan bentuk-bentuk mereka. Burung bukanlah hasil evolusi dari
reptil, dan ikan tidak berevolusi menjadi hewan darat. Tiap-tiap filum makhluk
hidup diciptakan masing-masing secara terpisah dengan ciri-cirinya yang khas.
Bahkan para evolusionis yang paling terkemuka sekalipun telah terpaksa menerima
kenyataan tersebut dan mengakui bahwa hal ini membuktikan adanya fakta
penciptaan. Misalnya, seorang ahli palaentologi yang juga seorang evolusionis,
Mark Czarnecki mengaku sebagaimana berikut:
Masalah utama yang menjadi
kendala dalam pembuktian teori evolusi adalah catatan fosil; yakni sisa-sisa
peninggalan spesies punah yang terawetkan dalam lapisan-lapisan geologis Bumi.
Catatan [fosil] ini belum pernah menunjukkan bukti-bukti adanya bentuk-bentuk
transisi antara yang diramalkan Darwin - sebaliknya spesies [makhluk hidup]
muncul dan punah secara tiba-tiba, dan keanehan ini telah memperkuat
argumentasi kreasionis [=mereka yang mendukung penciptaan] yang mengatakan
bahwa tiap spesies diciptakan oleh Tuhan. (Mark Czarnecki, "The Revival of
the Creationist Crusade", MacLean's,
19 Januari 1981, hal. 56)
Khususnya selama lima puluh
tahun terakhir, perkembangan di berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti
palaentologi, mikrobiologi, genetika dan anatomi perbandingan, dan berbagai
penemuan menunjukkan bahwa teori evolusi tidak lah benar. Sebaliknya makhluk
hidup muncul di muka bumi secara tiba-tiba dalam bentuknya yang telah beraneka
ragam dan sempurna. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa
Allah menggunakan proses evolusi dalam penciptaan. Allah telah menciptakan
setiap makhluk hidup masing-masing secara khusus dan terpisah, dan pada saat
yang sama, dengan perintah-Nya "Kun (Jadilah)!" Dan ini adalah sebuah
fakta yang nyata dan pasti.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Harun Yahya adalah nama pena Adnan Oktar yang lahir di Ankara
pada tahun 1956. Sebagai seorang da'i dan ilmuwan terkemuka asal Turki, beliau
sangat menjunjung tinggi nilai akhlaq dan mengabdikan hidupnya untuk
mendakwahkan ajaran agama kepada masyarakat. Adnan Oktar memulai perjuangan
intelektualnya pada tahun 1979, yakni ketika menuntut ilmu di Akademi Seni,
Universitas Mimar Sinan. Selama berada di universitas tersebut, beliau
melakukan pengkajian yang mendalam tentang berbagai filsafat dan ideologi
materialistik yang sangat berpengaruh terhadap masyarakat sekitar. Hal ini
menjadikan beliau lebih tahu dan paham dibandingkan dengan para pendukung
filsafat atau ideologi itu sendiri. Berbekal informasi dan pengetahuan yang
mendalam ini, beliau menulis berbagai buku tentang bahaya Darwinisme dan teori
evolusi, yang merupakan ancaman terhadap nilai-nilai akhlaq, terhadap dunia;
serta buku tentang keruntuhan teori ini oleh ilmu pengetahuan. Majalah ilmiah
populer terkenal New Scientist edisi 22 April 2000 menjuluki Adnan Oktar
sebagai "pahlawan dunia" yang telah membongkar kebohongan teori
evolusi dan mengemukakan fakta adanya penciptaan. Penulis juga telah
menghasilkan berbagai karya tentang Zionisme dan Freemasonry, serta ratusan
buku yang mengulas masalah akhlaq dalam Al-Qur'an dan bahasan-bahasan lain yang
berhubungan dengan akidah.
Sungguh sangat penting bagi orang-orang yang beriman untuk
senantiasa waspada dan berhati-hati terhadap sistem ideologi yang ditujukan
untuk melawan Allah dan din-Nya. Selama 150 tahun, teori evolusi atau
Darwinisme telah menjadi dalil serta landasan berpijak bagi semua ideologi anti
agama yang telah menyebabkan tragedi bagi kemanusiaan seperti fasisme,
komunisme dan imperialisme; serta melegitimasi berbagai tindak kedzaliman tak
berperikemanusiaan oleh mereka yang mengadopsi berbagai filsafat ini. Oleh
karenanya, tidak sepatutnya kenyataan dan tujuan yang sesungguhnya dari teori
ini diabaikan begitu saja. Bagi setiap orang yang mengaku muslim, ia memiliki
tanggung jawab utama dalam membuktikan kebohongan setiap ideologi anti agama
yang menolak keberadaan Allah dengan perjuangan pemikiran dalam rangka
menghancurkan kebatilan dan menyelamatkan masyarakat dari bahayanya.
* Dari berbagai sumber
* Dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar